Anak jalanan ada di
mana-mana. Mereka adalah bagian dari diorama kehidupan Kota Jakarta.
Muda-ers tentu sering ngeliat mereka di tepi jalan, di kolong
jembatan, di dekat lampu merah, di terminal bus, dan mungkin yang
paling sering adalah di dalam kendaraan umum.
Siapa mereka ?.............................
Pada dasarnya anak
jalanan adalah anak-anak berusia 6 sampai 18 tahun yang turun ke jalan
untuk bekerja. Kebayang kan betapa sulitnya ngedapetin uang di
Jakarta? Apalagi bagi anak jalanan yang usianya masih terlalu muda
untuk bekerja. Muda-ers tentunya juga sering ngeliat anak jalanan yang
masih balita (bawah lima tahun) mengamen dan mengemis di pinggir
jalan.
Kegiatan sehari-hari anak jalanan
Segala
pekerjaan bisa dilakukan oleh anak jalanan asalkan menghasilkan uang
untuk makan, seperti mengamen, mengemis, menyemir sepatu, menjadi kuli
panggul, dam menjadi pemulung. Penghasilan anak jalanan setiap hari
berkisar Rp 30.000 sampai Rp 50.000. Mendekati hari raya seperti
Lebaran, penghasilan mereka bisa melonjak hingga tiga kali lipat dari
biasanya!
Uang
yang mereka peroleh biasanya digunakan untuk membeli makan dan
memenuhi kebutuhan mereka yang lain, seperti membayar uang sekolah.
Selain bekerja, ada beberapa anak jalanan yang masih ngelanjutin
sekolahnya.
Biasanya
mereka turun ke jalan setelah pulang sekolah. Meskipun hidup di
jalan, satu hal yang patut Muda-ers hargai adalah keinginan mereka
untuk menyelesaikan sekolah. Hal tersebut ternyata enggak mudah. Mereka
harus berjuang mempertahankan keinginannya bersekolah, sementara di
sekeliling mereka ada banyak anak jalanan yang meninggalkan bangku
sekolah dan lebih memilih untuk bekerja.
Bekerja vs bermain
Muda-ers
mungkin pernah berpikir bahwa anak jalanan adalah anak-anak yang
kehilangan masa kecilnya. ”Bagaimana mungkin bisa bermain jika setiap
hari mereka harus bekerja?” Itulah salah satu komentar yang sering
didengar Tim MuDA ketika mewawancarai teman-teman.
Benarkah itu ?................
Anggapan
itu tidak sepenuhnya benar. Meskipun harus bekerja, anak jalanan
tetap bisa tertawa dan bermain bersama teman-teman seusia mereka.
Hanya saja, mereka menjalani masa kecil di tempat yang ”enggak biasa”,
yaitu jalanan.
Cita-cita mereka
Suatu
pengalaman yang enggak akan pernah dilupakan oleh Tim MuDA ketika
mewawancarai anak jalanan adalah mereka nyeritain semua harapan dan
cita-cita mereka dengan begitu lancar.
Seperti
anak-anak kebanyakan, mereka juga punya cita-cita ingin menjadi guru,
polisi, bahkan artis! Alasan mereka memilih profesi tersebut
sangatlah sederhana: biar bisa membantu orang lain dan dapat uang
banyak.
Nah,
setelah mendengar kisah anak jalanan tersebut, kini giliran Muda-ers
untuk membantu mereka. Ada berbagai macam cara untuk ngeringanin beban
hidup anak jalanan, salah satunya adalah dengan menyumbangkan
buku-buku layak baca kepada mereka.
Sesederhana apa pun yang Muda-ers lakuin untuk anak jalanan, hal itu sangat berarti untuk mereka!
Penulis: Catatan anak jalanan (http://amatanakjalanan.webs.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar