Kamis, 04 Agustus 2011

Forkorancab Jatim Solidkan Barisan Marhaenis

Surabaya, GN --- Pelaksanaan Forum Koordinasi Antar Cabang (FOKORANCAB) GMNI se Jawa Timur yang diselenggarakan di kota Surabaya pada hari Sabtu, 22-24 Juli 2011 lalu diharapkan dapat memperkuat cita-cita perjuangan GMNI mewujudkan Sosialisme Indonesia dengan mengutamakan kesejahtaraan kaum Marhaen. Penantian panjang selama beberapa tahun, akhirnya terealisasi berkat political will dari semua tingatan struktural organisasi.

Selain menjadi wahana silaturrahmi kader, Forkorancab juga sudah melahirkan suatu kepemimpinan sebagai tindak lanjut dari kepengurusan sebelumnya yaitu KORDA (Koordinator Daerah) GMNI Jatim periode 2011-2013. Dengan demikian sinergitas kerja organisasi dalam menjalankan program dapat berjalan maksimal. Sehingga tujuan organisasi yang mengabdi kepada kepentingan kaum Marhaen dapat terwujud.

Beberapa hal penting bagi kaum Nasionalis apalagi mahasiswa/pemuda yang tergabung di GMNI adalah untuk membangkitkan kembali semangat pergerakan kaum nasionalis. Mengingat koordinasi dari sebuah pergerakan sangatlah penting dilakukan sebagai langkah untuk merapatkan barisan dalam mewujudkan cita cita bersama GMNI.

Ketua Presidium GMNI, Twedy Noviady yang hadir sekaligus membuka acara fokorancab tersebut, menjelaskan bahwa Presidium sebagai struktural tertinggi GMNI mengedepankan sinergitas dan manajemen yang baik dalam menata organisasi tanpa menghilangkan ruh perjuangan. Selain sebagai pembenahan, langkah tersebut merupakan langkah konkrit dalam upaya mewujudkan cita cita bersama membela kaum marhaen. “Kita harus kuat dan rapatkan barisan dalam mengawal kepentingan kaum marhaen di negeri ini,” ujar Twedy

Dikatakan Twedy, ketua yang baru memimpin GMNI beberapa bulan ini, pembenahan GMNI mustilah dilakukan secara terus menerus agar lebih solid. Twedy juga menjelaskan beberapa langkah-langkah yang dilakukan yakni pengadaan sekretariat permanen dan penertiban manajemen serta administrasi organisasi. contohnya, dengan mengirim surat tentang batas waktu penyelenggaraan konfercab bagi kepengurusan yang sudah habis masa bhaktinya. Bila dalam waktu yang telah ditetapkan dewan pimpinan cabang (dpc) bersangkutan tak mampu melkukan konfercab maka status dpc tersebut akan dicaretakerkan. "Dengan komitmen dan ketegasan dalam menata organisasi diharapkan GMNI kembali menjadi organisasi yang progresif” kata Twedy

"Di samping itu, Presidium GMNi juga telah meluncurkan media pemberitaan sehingga dengan adanya Media Online GMNI secara nasional diharapkan menjadi media komunikasi antar seluruh sivitas GMNI baik cabang maupun seluruh komisariat di Indonesia" tambah Twedy

Fokorancab GMNI Jawa Timur juga disemarakkan dengan kegiatan seminar nasional yang melibatkan para delegasi dari cabang GMNI se-Jawa Timur (Blitar, Jombang, Bangkalan, Pamekasan, Banyuwangi, Jember, Malang Raya, Sidoarjo, Trenggalek, Pasuruan, Bojonegoro, Tuban, Malang, Surabaya, Lamongan, dan Tulung Agung). Sedangkan delegasi dari DPC Kediri tidak hadir karena mengalami kecelakaan dalam perjalanan.

dalam seminar tersebut, nara sumber Bambang Budiono (Kepala Pusat HAM UNAIR; Mantan Pengurus DPC GMNI Surabaya 1982-1984), menyampaikan Posisi Mahasiswa Indonesia saat ini yang menghadapi tantangan besar dalam menyikapi era Neoliberalisme yang masuk pada bidang Ekonomi, Politik, Sosial, maupun Budaya di Indonesia.

Dikatakan juga, Neoliberalisme selalu menolak pembatasan, adanya privatisasi, dan memperlakukan segala hal dengan hukum pasar sehingga mengakomodir segala sesuatunya sebagai komoditas belaka “Baik melalui Dominasi Politik, Eksploitasi Ekonomi, dan Penetrasi Kebudayaan. Kebudayaan Gotong Royong hancur oleh kepentingan individualistik dan ekonomistik. Hal ini merupakan ancaman bagi bangsa kita." Tegas Bambang.

Demikian juga Didik Prasetyono (Mantan Ketua DPC GMNI Surabaya 1997-1999; Korda GMNI jatim 1999-2001) menegaskan harus adanya pola rekruitmen dalam metode penyaringan kader. Menurutnya, revitalisasi organisasi setelah fokorancab sangatlah penting dilakukan, melihat pentingnya Peraturan Organisasi (PO) dan Pengetahuan untuk mengenal medan yang akan dikembangkan mencakup demografis dari lingkungan.

Didik juga menambahkan “Korda harus lebih progresif.” Harus ada visi yang jelas sebagai senjata pamungkas melawan neolib. Acuan pada Trisakti Bung Karno ‘Berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan’

Fokorancab akhirnya menghasilkan kepemimpinan baru dengan terpilihnya Rangga Bisma Aditya, Mahasiswa Fakultas Sosiologi Universitas Airlangga Surabaya
sebagai Ketua Korda GMNI Jawa Timur. Semoga dengan ini, GMNI dapat melanjutkan perjuangan menuju Sosialisme Indonesia yang tlah di cita-citakan.
 
http://gmninews.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar