Kamis, 04 Agustus 2011

Bulog Untung, Petani Semakin Melarat

Jakarta GMNI News - Pernyataan Perum Bulog yang telah meraup keuntungan Rp 892,9 miliar sepanjang semester I-2011 dari hasil bisnis berasnya seperti yang disampaikan Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso di kantornya, Jakarta, Jumat malam (29/7/2011) lalu merupakan yang kurang bijak dan menunjukkan bulog tidak peka terhadap kondisi petani. demikian penilaian ketua Presidium GMNI Twedy Noviady. “Pemerintah telah keliru dan menyimpang dari cita cita mensejahterakan rakyat, Mestinya Pemerintah mau membuka mata dan melihat kondisi petani hari ini secara riil dilapangan, bukan lalu hanya menghitung hitung di atas meja lalu diakumulasikan keuntungan. Ini kan pembodohan terhadap petani dan rakyat. Bulog tak sepatutnya sibuk berbisnis dengan impor berasnya yang sudah pasti menyusahkan para petani” tegas Twedy Noviady.

Menurut Twedy, pernyataan Direktur Uama Bulog yang mengatakan menerima keuntungan dari beras impor yang memang harganya lebih murah dan keuntungan Bulog juga didapat dari uang muka pemerintah yang sudah diterima Bulog sampai dengan Mei 2011 adalah salah satu upaya menutupi kegagalan Pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan petani.

"Mestinya Pemerintah membuka mata lebar lebar, melihat kondisi petani hari ini. Jangan udah gagal mewujudkan kesejahteraan petani lalu berdalih impor beras seolah-olah menguntungkan. Itukan hanya bisnis semata, lantas apa yang bisa dinikmati petani dari kentungan tersebut?" tanya twedy.

Dan menurut Twedy, angka-angka itu hanyalah sisa lebih dari bunga bank semata. Bukan pada hitung hitungan antara produksi petani secara nasional di komparasikan dengan kegiatan impor beras yang dilakukan. Menurutnya, meskipun keuntungan tersebut nantinya akan digunakan untuk membeli beras dan gabah dari petani di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP), Beras tersebut akan digunakan untuk cadangan beras nasional. “Yah persoalannya klo petani harus menebus dengan membeli kembali meski dengan harga murah, yang melarat kan petani juga” cetus Twedy.

Dikatakan twedy, seharusnya yang dilakukan Pemerintah adalah membuat program-program rill pemberdayaan petani, membuat kebijakan yang riil dan harga yang bisa dinikmati petani sehingga mendorong peningkatkan produksinya. Dengan produksi meningkat negarapun bisa melakukan ekspor dan menambah devisa negara, bukan seperti sekarang ini. “ini kok malah keliru yang dilakukan selalu mencari jalan pintas, dikit-dikit impor, yang melarat kan petani juga, mereka semua kan taunya pakai jas dan mobil dinas saja, keringat petani mana pernah mereka hitung,” tutur Twedy.

oleh : Ketua Presidium GMNI : Twedy Noviady
 http://gmninews.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar